Seputar Jepang

GELAR
Ronnin
adalah subuah julukan untuk mahasiswa yang gagal atau mengulang setahun lagi untuk lulus ujian akhir / sidang akhir
menurut sejarahnya diceritakan Ronnin adalah nama seorang samurai yang gagal melakukan tugasnya dan/atau samurai yang tidak mempunyai tuan

Arubaito
Kata Arubaito diambil dari kata arbeit bahasa Jerman yng berarti kerja. Dalam bahasa Jepang arubaito menunjuk pada orang yang bukan pegawai tetap, melainkan orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat upah berdasarkan upah per-jam atau per-hari misalnya 1000 yen/1 jam, 7000 yen/1 hari.

Waku-waku-suru
adalah sebuat kata/perkataan yang mewakili expresi ingin melakukan sesuatu segera mungkin



((sumber : Wikipedia))

Gelar kehormatan umum

San (
さん?), kadang-kadang diucapkan han (はん?) pada Dialek Kansai, adalah gelar kehormatan paling umum dan mempunyai arti hormat yang sama dengan "Tuan", "Nyonya", "Nona", dll. Tetapi, selain digunakan untuk nama orang, gelar ini juga digunakan dalam cara lain.
San digunakan dengan kata tempat kerja, seperti penjual buku bisa dipanggil atau disebut honya-san ("toko buku" + san).
San juga digunakan untuk nama perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan atau toko yang bernama Kojima Denki bisa dipanggil sebagai "Kojima Denki-san" oleh perusahaan lain. Ini bisa dilihat pada peta kecil di buku telepon dan kartu nama di Jepang, dimana perusahaan di sekeliling perusahaan tersebut disebut menggunakan san.
San juga bisa digunakan pada nama binatang atau objek tidak bergerak. Sebagai contoh, kelinci peliharaan bisa dipanggil usagi-san, dan ikan untuk dimasak bisa disebut sakana-san. Keduanya bisa dianggap sebagai hal kekanak-kanakan (contoh Tuan Kelinci dalam bahasa Indonesia) dan biasanya tidak digunakan dalam pembicaraan formal. Penggunaan san juga jarang digunakan pada pasangan yang sudah menikah.
Dalam dunia maya, Pemain game Jepang sering menggunakan angka 3 pada pemain lain untuk menyebutkan san (contoh Taro3 artinya Taro-san), karena angka tiga ditulis
(さん, san) yang diucapkan "san".
Chan

Chan (
ちゃん?) adalah akhiran kecil; gelar ini mengungkapkan bahwa si pembicara sedang berbicara pada orang yang dikasihi. Maka, menggunakan chan dengan nama orang yang lebih tinggi dari kita akan dianggap merendahkan dan kasar. Secara umum, chan digunakan untuk bayi, anak kecil, dan gadis remaja. Gelar ini bisa diaplikasikan pada binatang imut, pasangan, teman dekat, atau pada perempuan muda lainnya.
Walaupun secara tradisional gelar kehormatan tidak digunakan pada diri sendiri, beberapa gadis muda mengadopsi atau memangil dirinya kepada orang ketiga dengan menggunakan chan. Sebagai contoh, gadis muda bernama Kanako mungkin akan menyebut namanya dengan Kanako-chan daripada menggunakan namanya sendiri.
Kun

Kun (
君【くん】?) digunakan oleh orang dengan status senior ketika menyebutkan atau memanggil orang yang lebih junior dari dirinya, atau kepada seseorang lain saat menyebut atau memanggil anak atau remaja laki-laki. Gelar ini bisa digunakan juga oleh perempuan ketika menyebutkan laki-laki yang sangat berarti baginya atau dikenalnya sejak lama. Walapun secara umum kun digunakan untuk laki-laki, hal ini tidak kaku. Sebagai contoh, dalam lingkungan bisnis, pegawai wanita yang junior bisa dipanggil kun oleh laki-laki yang senior.
Pada Parlemen Jepang, ketua menggunakan kun ketika menyebutkan anggota parlemen dan menteri. Sebuah perkecualian saat Takako Doi adalah ketua Majelis Rendah Jepang: dia menggunakan gelar san.
Sama

Sama (
【さま】?) adalah versi lebih hormat dari san. Gelar ini digunakan untuk menyebut orang dengan tingkat yang lebih tinggi dari dirinya, pada pelanggan, atau pada orang yang dikaguminya. Ketika menyebut untuk dirinya sendiri, sama hal ini bisa dianggap sombong atau angkuh.
Sama digunakan pada nama penerima dalam surat dan paket pos dan dalam e-mail bisnis.
Sama juga muncul dalam frasa seperti o-machid
ō sama ("maaf menunggu lama"), o-tsukare sama (sebuah ekspresi empati dari orang yang telah lama bekerja keras).
Senpai dan k
ōhai
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Senpai dan k
ōhai

Senpai (
先輩 【せんぱい】?) digunakan untuk menyebut atau memanggil rekan yang lebih senior di sekolah, perusahaan, klub olahraga, atau grup lain. Di sekolah, siswa dengan kelas lebih tinggi dari dirinya dipanggil senpai. Siswa dengan kelas atau kelas lebih rendah dan guru tidak akan dipanggil senpai. Pada lingkungan bisnis, rekan dengan pengalaman kerja tinggi dipanggil senpai, tetapi boss tidak akan dipanggil senpai. Seperti "guru", "dokter", senpai bisa digunakan tanpa menyebutkan nama orang tersebut.

K
ōhai (後輩 【こうはい】?) adalah untuk senior pada junior, kebalikan dari senpai, tetapi jarang digunakan.
Sensei

Sensei (
先生 【せんせい】?) (secara harafiah "lahir lebih dahulu") digunakan untuk menyebut atau memanggil guru, dokter, politikus, atau tokoh yang mempunyai wewenang. Gelar ini digunakan untuk menunjukkan hormat pada seseorang yang telah menguasai tingkat tertentu dalam seni atau kemampuan lain, gelar ini bisa juga digunakan pada novel, penyair, pelukis, dan seniman lain, termasuk seniman manga. Pada Seni bela diri Jepang, sensei biasanya digunakan untuk menyebut ketua dojo. Sama dengan senpai, sensei bisa digunakan tidak hanya sebagai akhiran, tetapi juga gelar yang berdiri sendiri.
Shi

Shi (
【し】?) digunakan untuk tulisan formal, kadang-kadang juga dalam pembicaraan sangat formal, untuk menyebut seseorang yang tidak dikenal pembicara, biasanya orang yang dikenal pembicara melalui publikasi tapi tidak pernah bertemu. Sebagai contoh gelar shi digunakan untuk dalam perkataan pembawa berita. Shi lebih digunakan dalam dokumen resmi, jurnal akademis, dan beberapa tulisan lain. Sekali nama seseorang disebutkan dengan shi, orang itu dapat dipanggil dengan shi saja, tanpa nama, selama hanya satu orang saja yang disebut dengan shi.
---------

Terdakwa dan tersangka dulunya tidak mempunyai gelar apapun, tapi sekarang ada usaha untuk membedakan antara tersangka (
容疑者 yōgisha?), terdakwa (被告 hikoku?), and narapidana (受刑者 jukeisha?), sehingga tidak dianggap bersalah sampai ada bukti otentik. Gelar ini digunakan sendiri atau dengan nama.

Meskipun "tersangka" dan "terdakwa" pada awalnya adalah deskripsi yang netral, akan tetapi dari waktu ke waktu julukan-julukan tersebut semakin dianggap merendahkan. Saat Gor
ō Inagaki ditangkap saat kecelakaan lalu lintas tahun 2001, beberapa media menyebutnya dengan gelar buatan baru menbā (メンバー?), berasal dari kata bahasa Inggris member, untuk menghindari penggunaan yōgisha (容疑者?, tersangka).
Untuk perusahan

Ada beberapa kata berbeda untuk "perusahaan kita" dan "perusahaan anda." "Perusahaan kita" dapat dinyatakan dengan rendah hati heisha (
弊社?, "perusahaan miskin") atau ungkapan netral jisha (自社?, "perusahaan kita sendiri"), dan "perusahaan anda" bisa diekspresikan dengan gelar kisha (貴社?, "perusahaan mulia", dalam tulisan) or onsha (御社?, "perusahaan yang kami hormati", dalam pembicaraan lisan). Sebagai tembahan, frasa tōsha (当社?, "perusahaan ini") bisa merujuk baik pada perusahaan pembicara atau pendenganr. Semua gelar ini digunakan sendiri, tanpa menyebutkan gelar

Saat menyebutkan nama perusahaan, sangat penting untuk memasukkan statusnya apakah PT Tbk (
株式会社 kabushikigaisha?) atau perseroan terbatas (有限会社 yūgen gaisha?). Status ini sering disingkat masing-masing dan .
Dono/tono

Tono (
殿 【との】?), diucapkan dono (どの?) ketika melekat pada nama, secara harafiah berarti "raja" (lord) atau "tuan tanah" (master). Ini tidak sama dengan gelar bangsawan; tetapi ini sama dengan istilah "milord" atau "monseigneur Prancis," dan gelar ini berada di antara san dan sama pada tingkatan hormat. Gelar ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi masih digunakan dalam beberapa tipe korespondensi bisnis, seperti pada sertifikat dan penghargaan, dan korespondensi tertulis pada Upacara teh.

Ketika digunakan dalam percakapan saat ini gelar ini digunakan untuk lelucon usia yang berlebihan. Gelar ini juga sering digunakan di anime/manga; khusunya oleh orang asing, orang yang tua, khususnya pada anime/manga shounen.
No kimi

No kimi (
の君?) adalah sufiks dari sejarah Jepang. Ini digunakan dalam denominasi Raja dan Ratu di istana, khususnya pada Periode Heian. Contoh paling terkenal adalah Pangeran Hikaru Genji, karakter protagonis dari Hikayat Genji yang dipanggil "Hikaru no Kimi "(光の君). Sekarang, sufiks ini digunakan sebagai metafora untuk seseorang yang berkelakukan layaknya sebagai pangeran atau putri dari masa lalu, tetapi sekarang sudah jarang. Penggunaan gelar ini lebih sering digunakan pada drama sejarah.

Sufiks ini juga muncul ketika memanggil pasangan dalam surat dari pria ke wanita, seperti, "Murasaki No kimi" atau "Sayangku Murasaki".
Ue

Ue (
?) secara harafiah berarti "atas", dan menunjukkan tingkat respek yang tinggi. Walaupun penggunaannya saat ini kurang umum, tetapi masih dipakai seperti chichi-ue (父上?) dan haha-ue (母上?), masing-masing adalah istilah hormat untuk "ayah" dan "ibu". Kuitansi yang tidak membutuhkan nama pembayar secara spesifik biasanya diisi dengan ue-sama.
Gelar resmi dan kekaisaran

Heika (
陛下?) digunakan untuk kaisar yang berdaulat, sama seperti "Majesty" (Baginda). Sebagai contoh, Tennō Heika (天皇陛下?) berarti (Baginda Kaisar) "His Majesty the Emperor" dan Kōgō Heika (皇后陛下?) berarti Baginda Ratu (Her Majesty the Empress). Kokuō Heika (国王陛下?) berarti Bagindar Raja(His Majesty the King) dan Joō Heika (女王陛下?) Baginda Ratu (Her Majesty the Queen). Heika sendiri bisa digunakan tanpa menggunakan nama sebutan langsung, sama dengan Baginda Rajaku.
Denka (
殿下?) digunakan untuk anggota kerajaan yang bukan berdaulat, sama seperti "Royal Highness" (Yang Mulia). Sebagai contoh, Suwēden Ōkoku, Vikutoria Kōtaishi Denka (スウェーデン王国、ヴィクトリア皇太子殿下?, "Her Royal Highness, Putri Makhota Victoria dari Swedia"). Denka bisa digunakan secara langsung.
Hidenka (
妃殿下?) digunakan untuk menyebut istri pangeran, dan penggunaannya sama dengan gelar kerajaan lainnya.
Kakka (
閣下?) berarti "Your Excellency" (Paduka) digunakan untuk kepala pemerintahan/negara (kecuali yang sudah disebut dengan Heika atau Denka), menteri termasuk Perdana Menteri Jepang, duta besar, atau pejabat tinggi lainnya seperti Sekretaris Jenderal PBB. Gelar ini bisa digunakan sendiri atau ditambahkan dengan jabatannya.


Dalam bela diri Jepang sering memanggil gurunya sebagai sensei. Murid Junior dan senior saling berinteraksi dengan sistem senpai/k
ōhai.
Gelar lainnya juga dipakai ketika menyebut instruktur senior. Gelar mana yang dipakai tergantung organisasi tertentu.

Sh
ōgō (称号?, "gelar", "nama", "tingkat") adalah gelar Seni bela diri yang dibuat oleh Dai Nippon Butoku Kai,[1] Kokusai Budoin dan International Martial Arts Federation Europe.

Renshi (
錬士 : れんし?): instruktur.
Ky
ōshi (教士 : きょうし?) mengacu pada guru tingkat lanjut.
Hanshi (
範士 : はんし?) mengacu pada ahli senior yang dianggap sebagai "guru dari guru". Gelar ini digunakan oleh banyak seni bela diri untuk beberapa instruktur ahli dari bela diri tersebut, dan kadang diterjemahkan sebagai "Grand Master".
Meijin (
名人?): dianugrahi oleh dewan khusus.

Gelar seni bela diri lain

Kensei (
剣聖?, pedang suci) gelar terhormat yang diberikan pada prajurit yang mempunyai kemampuan legendaris dalam pedang.
Ky
ōshi (教師 : きょうし?), sering disinonimkan sensei di Jepang, kadang-kadang mempunyai arti instruktur.
Oyakata (
親方 : おやかた?), master, khususnya pelatih sumo. Secara literal berarti seseorang yang in loco parentis.
Shihan (
師範 : しはん?), berarti kepala instruktur; tidak seperti gelar diatas gelar ini tidak berhubungan dengan tingkatan.
Shid
ōin (指導員:しどういん?), Instruktur menengah, juga tidak berhubungan dengan peringkat.
Shish
ō (師匠 : ししょう?) adalah gelar lain untuk instruktur seni bela diri.
Zeki (
: ぜき?), secara harafiah berarti "barrier" (pembatas), digunakan untuk pegulat sumo dalam dua divisi teratas (sekitori).

Gelar lain

h
ōshi (法師: ほうし?), Biksu Buddha
shinpu (
神父: しんぷ?), Pendeta katolik. Romo Katolik (shisai (司祭: しさい?) menerima gelar ini.

Sufiks merdu dan permainan kata

Dalam pembicaraan informal, beberapa orang Jepang ada yang menggunakan akhiran yang dibuat sendiri menggantikan gelar normal. Hal ini pada dasarnya adalah bentuk permainan kata, dengan akhiran dipilih untuk suara mereka, atau untuk konotasi ramah atau mencemooh. Meskipun berbagai sufiks seperti yang dapat diciptakan sendiri tak terbatas, beberapa telah mendapatkan penggunaan luas sedemikian rupa sehingga batas antara gelar yang sudah ada dan permainan kata telah menjadi sedikit kabur. Contoh dari sufiks ini adalah chan (lihat bawah), bee (hina), dan rin (ramah).[2] Harap dicatat tidak seperti gelar standar, penggunaan sufiks tersebut diatur terutama dengan bagaimana suaranya dalam hubungannya dengan nama tertentu, dan apa dampak yang inginkan pembicara.
Variasi baby talk (ucapan bayi)

Beberapa gelar mempunyai versi ucapan bayi-yang sering salah diucapkan dan diasosiasikan dengan anak kecil, dan keimutan. Versi ucapan bayi dari sama adalah chama (
ちゃま?), sebagai contoh, faktanya chan adalah versi ucapan bayi dari san yang kemudian digunakan secara umum.

Bahkan ada versi ucapan bayi dari versi ucapan bayi. Chan diganti menjadi tan (
たん?), dan versi kurang umum, chama (ちゃま?) menjadi tama (たま?). Gelar ini biasanya digunakan untuk moe antropomorfisme, dimana perempuan imut, atau karakter laki-laki (jarang) merepresentasikan objek, konsep, atau produk populer tertentu. Contoh paling dikenal yaitu antropomorfisme sistem operasi OS-tan, Binchō-tan, dan antropomorfisme Wikipedia, Wikipe-tan.
Gelar dalam keluarga

Kata untuk anggota keluarga mempunyai dua bentuk dalam bahasa Jepang. Saat menyebut keluarga sendiri pada saat berbicara pada orang bukan keluarga, kata benda deskriptif digunakan, seperti haha (
) untuk "ibu" dan ani () untuk "kakak laki-laki". Ketika menyebut keluarga sendiri atau menyebut pada anggota keluarga orang lain, gelar kehormatan digunakan. Dengan menggunakan sufiks san, secara umum, "ibu" menjadi okaa-san (お母さん) dan "kakak laki-laki" menjadi onii-san (お兄さん). Kadang gelar kecil seperti chan atau gelar hormat sama digunakan daripada menggunakan san. Sementara itu, saat saudara lebih muda menyebut saudara lebih tua dengan onii-san atau onee-san, saudara yang lebih tua memanggil saudara mudanya dengan nama saja. Sama dengan orang tua memanggil anaknya hanya dengan nama saja tanpa gelar.

Otou-san (
お父さん): ayah, atau otou-sama (さま?). Dari chichi (?).
Oji-san (
叔父さん/小父さん/伯父さん 【おじさん】): paman (atau pria paruh baya). -san bisa diganti dengan -sama atau -chan (ちゃん?).
Ojii-san (
お祖父さん/御爺さん/お爺さん/御祖父さん 【おじいさん】): kakek . -san bisa diganti dengan -sama atau -chan.
Okaa-san (
お母さん): Ibu, ata okaa-sama. dari haha (?).
Oba-san (
伯母さん/小母さん/叔母さん 【おばさん】): Bibi (perempuan paruh baya). -san bisa diganti dengan -sama atau -chan.
Obaa-san (
お祖母さん/御祖母さん/御婆さん/お婆さん 【おばあさん】): nenek. -san bisa diganti dengan -sama atau -chan.
Onii-san (
お兄さん): Kakak laki-laki (laki-laki muda), atau onii-sama, atau onii-chan. dari ani (?).
Onee-san (
お姉さん): Kakak perempuan (perempuan muda), atau onee-sama, atau onee-chan. dari ane (?).


Dasar Terbentuknya Huruf Kanji

Jangan terkejut kalau di kemudian hari menemukan banyak versi mengenai bagaimana terbentuknya huruf Kanji, namun demikian di bawah ini dipaparkan 6 jenis pembagian asal terbentuknya huruf Kanji yang hingga kini masih digunakan:

1. Huruf Kanji yang terbentuk dengan melihat bentuk harfiah suatu benda.
Contohnya:
(api) atau 魚 (ikan)

2. Huruf Kanji yang menggunakan tanda dan garis guna menggambarkan kuantitas, letak dan konsep abstrak.
Contohnya:
(satu), (dua), (bawah) atau 上 (atas)

3. Huruf Kanji yang terbentuk dari perpaduan dua atau lebih huruf Kanji asal, dipakai dengan arti yang berbeda.
Contohnya:
(pohon) + 木 (pohon) --> (hutan kecil)

4. Huruf Kanji yang terbentuk dari penggabungan antara "huruf Kanji yang menyatakan arti" dengan "huruf Kanji yang menyatakan bunyi"
Contohnya:
(hari) + 寺 (ジ atau ji) --> (waktu)

5. Huruf Kanji yang mengalami perubahan dari bentuk huruf Kanji asal, tetapi memiliki arti yang menyerupai.
Contohnya:
楽 (nada) --> 楽しい (senang)

6. Huruf Kanji yang sama sekali tidak memiliki kaitan dengan arti asal (atau disebut juga huruf Kanji yang memiliki berbagai arti)
Contohnya:
(kalajengking) --> (bagian)






Kimono adalah pakaian khas/tradisional bangsa Jepang. Arti kimono itu sendiri adalah baju atau sesuatu yang dikenakan. Bentuk baju kimono seperti huruf “T”, berlengan panjang dan berkerah.
Baju kimono untuk wanita berbentuk baju terusan sedangkan kimono pria berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada dibawah kerah bagian kiri. Sabuk kain/Obi dililitkan pada bagian perut/pinggang dan diikat dipunggung. Alas kaki saat memakai kimono adalah zori atau geta.
Pada saat sekarang ini, kimono lebih sering digunakan wanita pada acara istimewa, sedangkan pria lebih sering menggunakan kimono pada acara pernikahan, upacara minum the dan acara formal lainnya.
Pemilihan kimono haruslah berhati-hati dan harus disesuaikan dengan acara yang akan dihadiri. Perlu adanya pengetahuan yang mendalam mengenai simbolisme dan isyarat yang terkandung pada kimono.

 

Bunga sakura adalah bunga nasional negeri Jepang. Bunga sakura di Jepang terdiri dari ratusan jenis, jenis yang umum yaitu Prunus × yedoensis (Yoshino Cherry, yang berwarna merah muda dan putih), Sakura Hutan (yang berwarna merah muda dan putih), yamazakura (yang berwarna putih), yaezakura (yang berwarna putih atau ungu kemerahan), shidarezakura (yang rantingnya jatuh seperti pohon willow, bunga berwarna merah) dan lain – lain.
Periode berbunga pada pohon sakura ini sangat pendek, yang di Jepang dikenal dengan suatu kata kiasan yakni “7 hari bunga sakura”, yang artinya bahwa sejak sakura mulai mekar lalu layu kembali waktunya kurang lebih 7 hari, dan keseluruhan pohon sakura sejak bunga pertama mulai mekar hingga seluruh bunganya layu kurang lebih memakan waktu setengah bulan.
Di Jepang, bunga sakura dianggap sebagai pembawa rejeki dan keberuntungan. Pada upacara pernikahan dan perayaan tradisional lainnya, seringkali diharuskan meminum sup bunga sakura yang direbus dengan kelopak bunga sakura dalam sebuah wadah keramik, yang maknanya menyerap makna keberuntungan yang terkandung di dalam bunga sakura.
Musim mekarnya bunga sakura adalah pada bulan April, yang juga bertepatan dengan awal masuk sekolah, dan masuk kerja di Jepang, yang merupakan suatu titik balik terbesar dalam hidup manusia, oleh karena itu bunga sakura juga melambangkan masa depan yang penuh sinar cerah dan harapan.
Di samping itu, nama – nama jalan di berbagai pelosok di Jepang juga menggunakan nama – nama bunga sakura, tak terkecuali juga stasiun kereta api, nama kota, nama sayuran, teh, sup dan minuman. Daya tarik dan pengaruh bunga sakura sudah menyusup hingga ke dalam tulang sum – sum setiap aspek kehidupan pada masyarakat Jepang. (The Epoch Times/lie)




Macam-Macam Festival & Perayaan di Jepang

Bulan Januari
Tanggal 1
Ganjitsu (Tahun Baru)


Waktunya untuk menyantap o-sechi ryori. O-sechi ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi). Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keluarga. Contohnya, kacang kedelai hitam rebus (mame) disajikan dengan harapan bahwa setiap orang akan menjalani kehidupan yang sehat (mame), dan telur ikan herring (kazu no ko, yang dapat diterjemahkan sebagai “banyak anak”) disantap dengan harapan agar keturunannya makmur. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 1 sampai 3
Hatsu-mode (kunjungan pertama dalam tahun tersebut ke tempat suci atau kuil)

Hatsu-mode adalah kunjungan ke sebuah tempat suci atau kuil yang dilakukan di awal tahun baru untuk mengungkapkan permintaan tentang kesehatan anggota keluarga, kenaikan pangkat, kedamaian dunia, dll. Bertahun-tahun yang lalu, orang-orang biasanya pergi berkunjung pada malam Tahun Baru, ketika gong sedang berbunyi. Kini, pada umumnya kunjungan dilakukan pada salah satu hari di tiga hari pertama dalam tahun tersebut. Berjuta-juta orang mengunjungi kuil dan tempat suci yang terkenal, seperti Kuil Meiji (Tokyo), Kuil Naritasan Shinsho-ji (Propinsi Chiba), Kuil Kawasaki Daishi (Propinsi Kanagawa), Kuil Yasaka (Kyoto), dan Kuil Sumiyoshi (Osaka). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 2
Shin-nen Ippan Sanga (ucapan selamat Tahun Baru dari masyarakat kepada Keluarga Kaisar)

Lingkungan Istana Kekaisaran di Tokyo biasanya tertutup untuk masyarakat umum, tetapi pada tanggal 2 Januari setiap orang dapat masuk untuk memberikan ucapan selamat Tahun Baru kepada anggota Keluarga Kaisar, yang melambaikan tangan kepada masyarakat dari balkon istana yang menghadap Taman Timur. Baru setelah Perang Dunia II semua penduduk diberikan hak untuk mengunjungi lingkungan istana untuk tujuan ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah)
Kagami-biraki (Memotong kue beras Tahun Baru)
Kue beras kagami-mochi bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong menjadi potongan kecil dan dimaka dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko (sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap telah selesai. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 (kira-kira)
Dondo-yaki
Hiasan Tahun Baru, seperti Kado-matsu (hiasan rangkaian tanaman) dan Shime-kazari (ornamen tali jerami), dibawa ke kuil setempat atau tempat lainnya dan dibakar. Menghangatkan diri di dekat apinya dikatakan dapat memberikan kesehatan yang baik dan kebahagiaan selama setahun. Upacara ini dilakukan di seluruh negeri. Acara pada Kuil Torigoe di Tokyo sangat terkenal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Senin Kedua bulan Januari
Seijin no Hi (Hari Usia Dewasa)

Di Jepang, orang-orang yang memperoleh hak untuk mengambil suara, minum alkohol dan merokok pada usia 20 tahun, ketika mereka secara resmi dinyatakan sebagai orang dewasa. Hari Usia Dewasa merayakan dimulainya masa dewasa untuk orang-orang yang akan berulang tahun ke-20 pada tahun tersebut. Pada upacara di kota-kota di seluruh negeri, para pemuda berpakaian jas kerja dan para wanita berpakaian kimono berwarna cerah berkumpul untuk mendengarkan pidato dan acara yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap status mereka sebagai orang dewasa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Bulan Februari
Tanggal 3
Setsubun (upacara tradisional mengusir iblis)

Pada tanggal 3 Februari, hari sebelum musim dingin berubah menjadi musim semi, upacara Setsubun dilakukan untuk mengusir pengaruh yang merusak dan membawa keuntungan serta kebahagiaan. Di rumah-rumah, kebiasaannya adalah dengan menyebar kacang panggang sambil berteriak, “Oni wa soto, fuku wa uchi!” (“Iblis keluar, keuntungan masuk!”). Kebiasaan ini disebut mame-maki. Bintang-bintang media ternama dan para atlit diundang ke beberapa tempat suci dan kuil terkenal untuk melakukan mame-maki, membawa kegembiraan tambahan untuk masyarakat. Foto ini memperlihatkan kegiatan tersebutdi Kuil Kushida di Fukuoka. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Contoh dari topeng iblis yang dilempari kacang selama Setsubun. (Foto dari: JTB Photo)

Tanggal 6 sampai 13 (kira-kira)
Sapporo Yuki Matsuri (Festival Salju Sapporo)

Sapporo, kota terbesar di Hokkaido, merayakan musim dingin dan salju di awal bulan Februari setiap tahun. Di Taman Odori, Anda dapat melihat lebih dari 150 patung besar yang terbuat dari salju dan es, menggambarkan berbagai bentuk mulai dari karakter televisi terkenal sampai karya arsitektur dunia. Ketika malam tiba, lampu-lampu sorot berwarna-warni membuat patung-patung tersebut berkilauan, menciptakan dunia impian di musim dingin. Anda juga dapat menonton konser dan acara lainnya selama kunjungan anda kesana. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 10 dan 11
Festival Inukko, di Yuzawa, Propinsi Akita
Lilin-lilin dibakar di kuil dan terdapat patung-patung anjing terbuat dari salju, mengundang pengunjung, khususnya anak-anak untuk masuk ke dalam dunia dongeng.

(Foto dari: yokoso!japan weeks JAN.20 - FEB.29,2008)

Tanggal 14
Hari Kasih Sayang

Menurut legenda, seorang pendeta Kristen, Santo Valentine, mati secara martir di Roma pada tanggal 14 Februari, pada sekitar abad ke-3. Hari ini menjadi hari kasih sayang di jaman pertengahan Eropa. Di Jepang sejak tahun 1970-an, menjadi umum bagi para wanita muda untuk menandai hari ini dengan memberikan coklat kepada pemuda yang mereka sayangi atau kagumi. Mulai dari awal bulan sampai tiba pada harinya, Anda dapat melihat para wanita berkerumun di sekitar pajangan coklat di toko-toko. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 dan 16
Acara Yokote Kamakura, di Yokote, Propinsi Akita
Sebuah kamakura dibuat dengan memadatkan salju menjadi gundukan yang besar, dan kemudian dilubangi bagian dalamnya menjadi ruang yang nyaman. Duduk di dalam kamakura adalah salah satu kesenangan musim dingin untuk anak-anak setempat dan makanan kecil termasuk kue beras mochi panjang dan ama-zake (minuman manis terbuat dari fermentasi beras). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 16 sampai 18
Tokamachi Yuki Matsuri (Festival Salju Tokamachi), di Tokamachi, Propinsi Niigata
Tokamachi adalah kota yg lebih kecil dan lebih tua dibanding Nagaoka. Cuaca disana sangat dingin sekali. Di pinggir-pingir jalan, tumpukan salju yg sudah hampir 4 meter itu dipahat dan dihias jadi doraemon, kitty, bebek, anpanman, dll. Acaranya dimulai pukul kira-kira pukul 06.00 sore dan selesai pada pukul 07.30 malam. (Sumber: http://bibipbondry.blogspot.com/)



Bulan Maret
Tanggal 3
Hina Matsuri (Festival Boneka)

Anak-anak perempuan menempatkan boneka yang mengenakan rok tradisional resmi, untuk menghiasi bagian rumah dan mengungkapkan permintaan untuk kesehatan dan kebahagiaan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 12
Upacara O-mizu tori, di Aula Nigatsu-do, Kuil Todai-ji, Nara

Peristiwa penting dalam kalender Budhis ini diadakan pada salah satu kuil paling terkenal dii Jepang selama dua minggu, dimulai pada tanggal 1 Maret. Klimaksnya adalah pada tanggal 12, jauh di malam hari. Obor Taimatsu yang sangan besar berkobar-kobar dibawa dengan cepat di sepanjang beranda panjang yang mengelilingi Aula Nigatsu-do. Bunga api bertebaran pada kerumunan orang di bawahnya. Upacara lainnya, yang jauh lebih serius, diadakan pada saat yang hampir bersamaan, para pendeta mengambil air dari sebuah sumur di lingkungan kuil, dan mempersembahkannya kepada patung Kannon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 27
Festival O-Kichi, di Shimoda, Propinsi Shizuoka
Sekita tahun 1860, Townsend Harris adalah diplomat pertama yang mewakili Amerika Serikat di Jepang. Di bawah perintah hakim di Shimoda, seorang anak perempuan berusia 17 tahun yang bernama O-Kichi menjadi pembantu Townsend. Festival ini diadakan pada peringatan hari kematiannya, dan mengungkapkan permintaan untuk kebahagiaannya di dunia berikutnya. Dalam festival ini ada tari-tarian yang ditampilkan oleh banyak geisha, dan pasar yang menjual tanaman pot dan pohon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan April
Awal April
Hanami (Menikmati mekarnya bunga sakura)

Ketika pohon sakura berbunga, banyak rombongan orang yang mengunjungi taman-taman yang terkenal dengan bunga sakura, seperti Taman Ueno di Tokyo. Mereka datang tidak hanya untuk mengagumi mekarnya bunga tetapi juga untuk berkumpul di bawah cabangnya untuk makan, minum dan untuk menikmati waktu yang menyenangkan (dan ribut), hiburan orang Jepang yang umum selama musim ini. Setiap tahun, Agen Meteorologi Jepang meramalkan kapan bunga akan mekar di setiap daerah lokal. Contoh lain yang memperlihatkan betapa senangnya orang Jepang pada bunga ini, yang menghiasi negeri dengan warna merah muda yang lembut setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Seluruh bulan April
Miyako Odori (tarian tradisional di Kyoto)

Tarian berwarna-warni ditampilkan oleh geigi (geisha) dan maiko (murid geisha) dari Gion-machi, Kyoto. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14 dan 15
Festival Musim Semi Takayama, di Kuil Hie, Takayama, Propinsi Gifu
Tempat suci yang dapat dibawa dan selusin atau lebih kereta hias diarak oleh peserta berkeliling kota. Kereta hias dihiasi kerajinan emas dan pahatan yang sangat indah, juga karya seni yang mengagumkan seperti bendera yang di bordir, semuanya menunjukkan keahlian para pekerja di daerah Hida. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Mei
Tanggal 3 dan 4
Festival Hataka dan Dontaku, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Mungkin festival terbaik di Fukuoka, kota terbesar di Kyushu. Para peserta berdandan dengan berbagai jenis kostum yang menarik, dan berparade di sekeliling kota sambil membuat keributan dengan memukul Shamoji (sendok besar kayu yang digunakan untuk menyendok nasi). Ada tarian tradisional di daerah umum yang terbuka di kota. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 5
Kodomo no Hi (Tango no Sekku, Hari Anak, hari libur Nasional)

Bendera berbentuk ikan koi “berenang” di udara, memperlihatkan birunya langit di awal bulan Mei. Keluarga menghias langit di atas rumah mereka dengan bendera-bendera seperti kaus kaki angin ini untuk merayakan Tango no Sekku (Hari Anak-anak, 5 Mei), dan untuk mengharapkan kesuksesan dan kesehatan yang baik untuk anak laki-laki di rumah. Ikan koi besar berwarna hitam (ma-goi) melambangkan ayah, yang berukuran sedang berwarna merah (hi-goi) ibunya, dan yang kecil melambangkan anak laki-laki. Bendera lima warna melambangkan rumah, dan semuanya berarti keluarga bahagia. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14 dan 16
Festival Besar Kuil Izumo Taisha, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Sejak jaman dahulu dikatakan bahwa para dewa tinggal di Izumo, sebuah pemukiman tua dekat Laut Jepang di daerah yang sekarang dikenal sebagai Propinsi Shimane, di daerah Chugoku. Festival ini untuk menghormati Okuninushi no kami, dewa perkawinan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15
Festival Aoi, berpusat di Kuil Kamigamo dan Shimogamo di Kyoto, Propinsi Kyoto.

Festival Aoi, yang berkisar di sekeliling dua kuil Shinto di Kyoto, telah dirayakan selama lebih dari seribu tahun. Pada tanggal 15 Mei setiap tahun, lebih dari 500 orang mengenakan kostum tradisional dari jaman Heian (794-1185) berangkat dari Istana Kaisar Kyoto dengan menaiki kuda, dengan kereta yang ditarik oleh lembu, dan memikul tempat suci yang dapat dibawa. Mereka berparade di sepanjang jalan-jalan dan mengunjungi dua tempat suci, Shimogamo dan Kamigamo. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Jumat sampai Minggu pertama setelah tanggal 15
Festival Sanja, di Kuil Asakusa, Taitoku, Tokyo
Diselenggarakan di kota pada distrik Asakusa, yang dikenal sebagai bekas daerah kelas pekerja tradisional. Mungkin festival di Tokyo yang paling menyenangkan, sekumpulan orang berparade sambil memikul tempat suci yang dapat dibawa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Juni
Hari Sabtu danMinggu pertama
Festival Weston di Kamikochi
Walter Weston adalah misionari dan pendaki gunung alpen dari Inggris. Festival ini untuk menghormati kesuksesannya dalam memperkenalkan Pegunungan Alpen Jepang kepada dunia melalui tulisannya. Festival ini juga merayakan dimulainya musim mendaki gunung di musim panas. Diselenggarakan di Kamikochi, di Propinsi Nagano. Jalan kecil di gunung yang dimulai dari sini menuju beberapa dari pendakian terbaik di Pegunungan Alpen Jepang.
(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 10
Festival Jam Air di Kuil Omi, Otsu, Propinsi Shiga
Di Jepang, jam air pertama dibuat sekitar 1.300 tahun yang lalu sesuai permintaan dari Kaisar Tenchi. Festival ini yang merayakan tanggal pertama kalinya jam tersebut digunakan, dan diadakan pada hari ini, disebut Toki no Kinen bi (Hari untuk memperingati waktu). Festival kuil ini mengingat Kaisar Tenchi, yang mendirikan ibukotanya di daerah ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Akhir Mei sampai akhir Juni
Festival Iris Suigo Itako, di Itako, Propinsi Ibaraki
Kota Itako terletak di daerah yang lebih rendah dari Sungai Tone. Daerah ini mempunyai jaringan anak sungai yang sempit, dan daerah pinggir sungainya dihiasi dengan bunga iris yang mulai mekar pada akhir bulan Mei. Bunga iris berwarna ungu, kuning dan putih. Sekitar 1 juta tanaman dalam 500 jenis, tahan terhadap cuaca yang panas dan lembab di musim hujan dan menciptakan pemandangan seperti di kartu pos dengan kelopak bunga yang seringkali dipenuhi dengan titik-titik air hujan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Juli
Tanggal 1 sampai 15
Festival Hakata Gion Yamagasa, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Festival diadakan di sekitar Kuil Kushida di distrik Hakata dekat Fukuoka tengah. Di hari terakhir festival ini, para pria yang bersemangat mengenakan jaket happi berdesakan di jalan sambil mengusung kereta hias yang besar, memberikan banyak kesenangan pada masyarakat. Para penonton di sepanjang jalan memberikan dukungan dan semangat mereka dengan menyiramkan air pada para peserta. Di bagian lain kota, anda dapat melihat kereta hias dengan patung besar (tingginya 12 sampai 13 meter!) yang menggambarkan karakter mulai dari cerita anak-anak dan pengetahuan militer. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 7
Festival Tanabata

Dua kekasih di langit malam hari, sebenarnya, dua bintang yang dinamakan Hiko boshi (Altair) dan Princess Ori hime (Vega), dapat menyeberangi Bimasakti hanya sekali dalam setahun untuk menghabiskan malam bersama, pada hari ke-7 di bulan ke-7. Atau begitulah, setidaknya, menurut legenda Cina kuno yang masuk ke Jepang pada jaman dahulu dan menjadi tercampur dengan cerita rakyat Jepang. Pertemuan di waktu malam sepasang kekasih ini adalah sebuah kesempatan untuk membuat beberapa permintaan ke surga. Permintaan di tulis pada bendera kertas warna warni dan diikat pada cabang bambu, yang kemudian dipasang vertikal untuk hiasan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14
Festival Api Nachi no Hi, di Nachi Katsuuracho, Propinsi Wakayama
Festival api yang spektakuler ini diadakan di Kuil Kumano Nachi, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2004. Obor kayu pinus yang besar, masing-masing mempunyai berat sekitar 50 kg, menerangi jalan kecil menuju kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 19 (kira-kira)
Doyo no Ushi no Hi, sekitar hari terpanas dalam setahun

Pada kalender tradisional, Doyo no Ushi no Hi terjadi di sekitar periode terpanas dalam setahun. Kelembaban juga tinggi di pertengahan bulan Juli ini. Ini adalah saat untuk memelihara kesehatan secara khusus dengan makan makanan bergizi, dan menurut cerita rakyat ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini berhembus dari warung kaba-yaki yang kecil, Anda bisa melihat orang-orang mengantri untuk membelinya. Kebiasaan menyantap ikan lele pada pertengahan musim panas dimulai pada abad ke-18, yang dipromosikan oleh para pedagang yang ingin menjual hasil tangkapan hari itu. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Sabtu terakhir bulan Juli
Festival Kembang Api Sungai Sumida, di Sumida-ku, Tokyo

Malam musim panas di Jepang adalah saat untuk kembang api. Festival Kembang Api Sungai Sumida, yang diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir bulan Juli di sebuah distrik pemukiman tua dekat pusat Tokyo, telah menambah kesenangan musim panas sejak abad ke-18. Festival ini dilarang pada tahun 1960-an dan 70-an karena masalah keselamatan. Sungainya terpolusi dan rumah-rumah kayunya dianggap terlalu dekat satu sama lainnya. Tetapi pertunjukan ini diadakan kembali pada tahun 1978 dan sejak itu, ratusan dari ribuan orang datang untuk menikmatinya setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Agustus
Tanggal 2 sampai 7
Festival Nebuta Aomori, di Aomori, Propinsi Aomori dan lokasi lainnya

Kereta hias sampai seberat 4 ton melewati jalan-jalan, memamerkan nebuta besar bercahaya, yang merupakan gambar yang terbuat dari kertas Jepang. Para penari yang bersemangat yang disebut haneto bergoyang seperti ombak di sekeliling kereta. Kegembiraan yang disebabkan oleh kereta dan haneto, terdapat sampai 200.000 penari di sepanjang karnaval selama enam hari, sangat mengagumkan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 5 sampai 7
Festival Lentera Akita Kanto, di Akita, Propinsi Akita

Beratus-ratus lentera kertas choochin direntangkan di sepanjang struktur bambu panjang yang tingginya lebih dari 10 meter dipamerkan melalui kota di malam hari. Para pria menyeimbangkannya di paha atau bahu mereka adalah pemandangan yang benar-benar harus dilihat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 9 sampai 12
Festival Yosakoi, di Kochi, Propinsi Kochi

Festival Yosakoi pertama kali diadakan di Kochi tahun 1954 untuk menolong kota ini keluar dari resesi dan merangsang ekonomi lokal. Kini, festival yang serupa diadakan di banyak bagian negeri ini. Di Kochi, sekumpulan anak muda yang bergabung, membuat festival ini menjadi karnaval rock and roll, samba dan kegembiraan lainnya. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Pertengahan Agustus
Tarian Awa Odori, di Tokushima, Propinsi Tokushima dan lokasi lainnya

Mulai tanggal 12 sampai 15 Agustus, band o-hayashi yang bersemangat memainkan musik untuk Tarian Awa Odori. Lautan penari bergerak dengan berpakaian hampir seperti parade menuruni jalan-jalan utama Tokushima. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 13 sampai 18
Bon Odori Higashima Onsen, di Aizu Wakamatsu, Propinsi Fukushima

Sungai Yugawa mengalir melalui Higashima Spa, sebuah resor permandian air panas. Untuk festival o-bon, menara berwarna-warni didirikan di sungai yang dangkal. Para wisatawan, calon geisha dan yang lainnya menari sepanjang malam, bergerak mengelilingi menara sesuai dengan irama musik dan lagu rakyat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15
Festival Lentera Yamaga Toro, di Yamaga, Propinsi Kumamoto
Sekitar seribu wanita, dengan lentera sepuhan yang dihias dengan indah di kepala mereka, menampilkan tarian bon odori yang elegan dan membawa para penonton menuju dunia ilusi. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 16
Go-zan no Okuri-bi, di Kyoto, Propinsi Kyoto

Setelah matahari terbenam pada tanggal 16, lima buah gunung di sekitar Kyoto dinyalakan dengan api unggun yang spektakuler untuk mengucapkan selamat jalan pada roh nenek moyang. Konfigurasi api unggun bervariasi, termasuk karakter kanji dan sebuah perahu. Yang paling spektakuler adalah yang terdapat di Gunung Daimonji. Di sana, bahan tanaman yang akan dibakar diatur dalam bentuk kaeakter kanji Dai, yang artinya, “besar/raya”. Sebutan lainnya untuk peristiwa ini adalah Dai-monji yaki (membakar kanji “Dai”). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 24
Festival Jizo Bon, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Acara o-bon di Kyoto berhubungan dengan patung Jizo, seharusnya berjumlah 5.000. dewa Jizo dikatakan melindungi anak-anak dari kejahatan, sehingga banyak dari kegiatannya berkisar di sekitar anak muda. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan September
Tanggal 1 sampai 3
Festival Kaze no Bon di Yatsuo machi, Propinsi Toyama
Kaze berarti angin, dan bon berarti festival o-bon. Festival untuk menghindari kerusakan akibat angin diadakan di Jepang pada hari yang disebut ni hyaku toka. Ini adalah salah satu yang paling menarik. Nada yang menyedihkan dan shamisen, drum taiko dan kokyu (biola Cina)berpadu untuk mengiringi tarian indah yang berlangsung sepanjang malam dan menciptakan unsur yang misterius. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 9
Choyo no Sekku
Salah satu dari lima festival musiman sekku yang aslinya dari Cina. Festival ini diadakan pada hari ke-9 di bulan ke-9, keduanya angka ganjil, membuat hari ini sangat menguntungkan. Hari tersebut juga disebut Kiku no Sekku (Festival Krisan), karena tradisi orang Cina yang minum anggur krisan pada festival ini untuk mengusir roh jahat. Bahkan kini ada kebiasaan untuk pameran dan menikmati bunga krisan di saat ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15 Agustus)
Jugoya, berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan

Tanggal 15 malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan paling indah dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan pesta menikmati bulan, makan kue-kue seperti kue dango dan taro, minum sake, dan merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya termasuk tanaman yang dipotong melambangkan musim gugur, seperti susuki (rumput pampas Jepang). Di beberapa distrik, waktu ini juga adalah waktu untuk mengadakan festival terima kasih untuk panen yang baik, atau untuk menghormati saudara yang telah meninggal di kuburan mereka. Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin dicuri oleh anak-anak, dan merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang hal ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)



Bulan Oktober
Tanggal 7 dan 9
Festival Nagasaki Kunchi, di Kuil Suwa di Nagasaki, Propinsi Nagasaki
Festival ini ditetapkan sebagai aset budaya rakyat penting yang tidak berbentuk benda. Karnaval yang mengagumkan ini menarik perhatian wisatawan dari seluruh Jepang. Para anggota jemaat kuil berpartisipasi dalam penampilan yang eksotis yang termasuk tarian naga bergaya Cina yang disebut Ja Odori. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 dan 17
Festival Kanname, di Kuil Ise, Ise, Propinsi Mie
Pendeta Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam sebuah upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara Shinto yang paling penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga mempersembahkan beras panen pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara hatsu ho hiki (contoh beras pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Bulan November
Tanggal 12 sampai 18, tahun 2005 (tanggal 11 sampai 17 dari bulan ke-10, dalam kalender kuno)
Festival Kami-ari, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Dikatakan bahwa terdapat 8 juta dewa tinggal di Jepang, dan bahwa mereka semua pergi ke pertemuan tahunan di Izumo pada hari ke-10 bulan ke-10 (kalender kuno, November di kalender modern). Nama festival, “Kami-ari”, berarti “Para dewa semuanya hadir”. Karena semua dewa ada di Izumo,di tempat lainnya di Jepang tidak ada, sehingga bulan Oktober secara tradisional disebut Kannazuki (bulan tanpa dewa). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Tori no Hi (Hari Ayam Jago)
Tori no Ichi (Pameran Hari Ayam Jago)
Di bulan November, pada Hari Ayam Jago (salah satu dari “12 Shio” di kalender kuno Cina), diadakan festival pasar di kuil di bagian-bagian yang berlainan di negeri ini. Pasar ini dikatakan untuk membawa kwmakmuran dan keuntungan. Salah satu barang yang dijual di sana adalah penggaruk kumade yang dihias. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Kumade


Tanggal 15
Shichi-go-san (Festival 7-5-3)

Pada hari ini, para orang tua mendandani anak-anak mereka dengan pakaian tradisional resmi, dan membawa mereka ke kuil untuk merayakan pertumbuhan mereka. Anak laki-laki pergi ketika berusia 5 tahun, anak perempuan ketika berusia 3 dan 7 tahun. Selama festival, anak-anak pasti akan diberi chitose ame (“permen seribu tahun”). Di dalam foto, anak laki-laki dan perempuan memegang kantung yang berisi permen. Chitose ame yang panjang dan tipis, yang bahkan menjadi lebih panjang ketika ditarik, adalah jimat keberuntungan yang melambangkan keinginan untuk umur yang sangat panjang. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)


Bulan Desember
Seluruh bulan
Bonen-kai (pesta akhir tahun)

Salah satu peristiwa yang paling disenangi untuk banyak orang. Waktu saat alkohol dapat diminum bebas, setiap orang mengambil makanan rebus dari panci bersama, dan teman kerja saling mengakui nilai masing-masing sebagai kolega kerja. Teman-teman juga berkumpul bersama untuk pesta yang serupa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 24
Malam Natal

Di Jepang, Malam Natal (24 Desember) adalah waktu untuk percintaan, hari dimana para pasangan muda mengukuhkan kembali rasa cinta mereka. Juga merupakan waktu anak-anak mendapatkan hadiah. Sehingga seperti yang dapat Anda lihat, Natal di Jepang hanya mempunyai sedikit arti yang bersifat keagamaan. Dimulai pada awal bulan, pohon natal yang besar dan pajangan lampu menghiasi jalan, dan anda akan mendengar banyak rekaman lagu Natal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 31
O-misoka (Malam Tahun Baru)

Malam Tahun Baru disebut o-misoka atau joya. Tepat di tengah malam, lonceng kane di kuil di seluruh negeri berbunyi 108 kali. Kebiasaan ini disebut joya no kane. Mengapa 108 kali? Untuk menghapuskan 108 kegagalan manusia dari hati para pendengar, termasuk diantaranya nafsu, keserakahan, kemarahan dan iri hati. Foto ini, diambil di Kuil Chion-in di Kyoto, memperlihatkan pendeta yang mengayunkan seluruh tubuhnya ke belakang untuk menarik pemukul yang sangat besar lebih keras ke arah lonceng. Sebelum tengah malam, sesuai dengan tradisi, keluarga berkumpul untuk makan toshi-koshi soba (mi soba yang melambangkan keinginan untuk umur panjang). Kemudian waktunya untuk merayakan datangnya tahun baru, dan mendengarkan lonceng kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar